palevioletred-llama-408678.hostingersite.com, RANTEPAO — Sekretaris Daerah (Sekda) Toraja Utara, Salvius Pasang serta Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Toraja Utara, Lukas Pasarai Datubari melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Hewan Bolu dan penyekatan perbatasan Toraja Utara – Palopo, Jumat, 21 April 2023.

Sidak ini dilakukan untuk menyikapi informasi atau isu yang beredar di masyarakat, baik melalui percakapan di group WhatsApp (WAG) maupun di platform media sosial lainnya, terkait babi yang mati dan sakit masuk ke Toraja dari daerah lain dalam beberapa hari terakhir ini.

Untuk diketahui, dalam beberapa hari terakhir, beredar isu sejumlah ternak babi yang mati mendadak di Pasar Hewan Bolu. Ada pula isu mengenai masuknya babi yang terinfeksi ASF (African Swine Fever (ASF) atau Demam Africa dari luar Toraja yang dibawa oleh sejumlah pedagang babi.
Sekretaris Daerah Toraja Utara, Salvius Pasang, menyatakan bahwa sidak yang dilakukan ini bertujuan untuk memastikan situasi penyebaran virus ASF yang sangat mematikan untuk ternak babi. Juga menyikapi sejumlah isu yang beredar di media sosial.

Salvius menegaskan, sidak ini tidak dengan maksud untuk menghentikan perdagangan babi, tapi untuk mendapatkan informasi dan data yang benar di lapangan.


BERITA TERKAIT: Waspadai Penyakit Demam Africa Pada Babi, Bupati Tana Toraja Keluarkan Surat Edaran
“Semakin cepat kita mengetahui kondisi apabila benar penyakit ASF pada babi sudah menyebar di Toraja Utara, semakin cepat juga kita tahu tindakan apa yang harus dibuat,” terang Salvius, yang juga mantan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Toraja Utara ini.
Menurut Salvius, sejauh pengamatan kondisi di lapangan, belumlah seheboh yang diberitakan melalui sejumlah media dan WAG.

Dalam sidak yang dilakukan bersama dokter hewan, drh. Marsieni, itu ditemukan bahwa informasi yang beredar tidak separah kondisi di lapangan. Karena di Pasar Bolu belum didapatkan kematian mendadak babi dalam jumlah yang besar.
Beberapa pedagang melaporkan bahwa bahwa dalam beberapa hari terakhir babi yang mati hanya 1-2 ekor. Itu pun dari pengamatan disebabkan karena faktor kepanasan dan kelelahan selama proses pengangkutan. Dan kejadian seperti ini sudah biasa terjadi dalam proses pengangkutan babi terutama dari daerah yang jauh, seperti Mangkutana, Palu, dan dari Sulawesi Barat.
Oleh karenanya, Salvius sangat mengharapkan semua pihak bekerja sama, terutama kalangan pedagang untuk segera melaporkan apabila ada kasus kematian babi yang tiba-tiba dan tidak diketahui penyebabnya. Sehingga Pemda Toraja Utara melalui Dinas Pertanian dan Peternakan bisa mengambil tindakan penanganan dan kebijakan yang tepat.

“Tim dokter hewan kita selalu siap menangani apabila ada laporan. Jadi dimohon semua pelaku usaha peternakan babi, baik pedagang, peternak rumahan maupun kelompok usaha ternak babi jangan ragu dan takut melaporkan, apalagi mau disembunyikan,” ujar Salvius.
Selain di Pasar Hewan Bolu, Sekda Toraja Utara juga mengecek kegiatan pemeriksaan dan persiapan tempat pencegatan mobil pengangkut babi masuk Toraja di Kaleakan yang akan dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Peternakan bersama Satpol PP Toraja Utara, mulai hari ini, Jumat, 20 April 2023. (*)
Penulis: Desianti/Ams/Rls
Editor: Arthur



Komentar