FKIP UKI Toraja Laksanakan Penguatan Bahasa Toraja bagi Pelaku Industri Kreatif
- account_circle Redaksi
- calendar_month Ming, 3 Apr 2022

Dosen dan mahasiswa FKIP UKI Toraja memberikan penyuluhan tentang penggunaan bahasa Toraja dalam produk industri kreatif kepada para pelaku industri kreatif di Toraja Utara. (dok. istimewah).
palevioletred-llama-408678.hostingersite.com, RANTEPAO — Bahasa Toraja adalah identitas suku Toraja. Bahasa ini mesti dilestarikan dan dijaga. Salah satu cara untuk melestarikan, juga mempopulerkan bahasa Toraja adalah melalui industri kreatif.
Industri kreatif adalah industri yang memanfaatkan kreativitas, keterampilan, dan bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Contoh produk industri kreatif adalah kerajinan tangan, souvenir, lukisan, dan lain-lain.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Kristen Indonesia (UKI) Toraja, dalam kegiatan pengabdian masyarakat, mencoba menghadirkan bahasa Toraja dalam produk-produk industri kreatif di Toraja, yang memiliki nilai jual. Dengan begitu, diharapkan bahasa Toraja bisa makin dikenal di satu sisi dan di sisi lain bisa memberikan keuntungan ekonomi bagi pelaku industri kreatif.
Pelaksanaan Penguatan Bahasa Toraja bagi Pelaku Industri Kreatif ini digelar Kantor Kelurahan Rantepao, Toraja Utara, Sabtu, 2 April 2022. Kegiatan ini menghadirkan 20 pelaku industri kreatif.
Pemateri penyuluhan Dr. Berthin Simega, SS, M.Pd. memberikan wawasan kepada para peserta bagaimana melestarikan bahasa Toraja sebagai identitas diri orang Toraja.
Salah satu upayanya, kata Dr Berthin, adalah menggunakan kosakata bahasa Toraja dalam berbagai produk kerajinan yang bernilai ekonomis.
Sementara Ketua Tim PKM UKI Toraja, Dr. Milka, SS, M.Pd. menjelaskan bahwa peserta yang berasal dari utusan pelaku industri kreatif, pihak kelurahan, kepala lingkungan, ketua RT, dan mahasiswa sangat antusias sehingga pada sesi diskusi diperoleh beberapa simpulan bahwa perlu ada perhatian khusus dari pemerintah daerah khususnya dinas perindustrian bagi pelaku industri untuk dilibatkan secara langsung dalam setiap pameran.
“Mereka juga membutuhkan perlindungan dalam mempertahankan produk lokal dari serbuan produk luar daerah,” kata Dr Milka.
Para pelaku industri kreatif yang terdiri dari para pengrajin siap berkontribusi dlm melestarikan bahasa Toraja melalui produk yang kreatif sehingga mampu meningkatkan perekonomian daerah. Kegiatan
PKM ini berlangsung di Kantor Kelurahan Rantepao dan dihadiri 20 orang peserta. Dihadiri Sekretaris Kelurahan Rantepao, Agustinus Linting dan Moderator Drs. Rachel, M.Pd. (*)
Penulis: Desianti
Editor: Arthur
- Penulis: Redaksi
Saat ini belum ada komentar