Dinas Bina Marga Sulsel Diminta Segera Evakuasi Batu Besar di Jalan Poros Sereale, Toraja Utara
- account_circle Desianti
- calendar_month 7 jam yang lalu

Keberadaan batu besar yang mengambil sebagian badan jalan, juga tidak adanya pengaman jalan diduga menjadi salah satu penyebab kecelakaan yang mengakibatkan 7 orang meninggal dunia di Sereale, Kecamatan Tikala, Toraja Utara, 12 Juli 2025. (Foto: dok. istimewah).
palevioletred-llama-408678.hostingersite.com, RANTEPAO — Insiden kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan 7 korban jiwa di jalan poros provinsi, yang menghubungkan Kota Rantepao, Toraja Utara hingga batas Sulbar, Sabtu, 12 Juli 2025 menyisakan satu persoalan tentang keamanan jalan raya.
Kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan 7 korban jiwa serta belasan luka berat dan ringan itu terjadi di tikungan tajam To’nanakan, Dusun Pantanakan, Lembang Sereale, Kecamatan Tikala, Toraja Utara.
Jalur Rantepao-Batas Sulbar merupakan jalan poros Provinsi Sulsel yang dibangun sejak era kepemimpinan Gubernur Nurdin Abdullah kemudian dilanjutkan oleh Andi Sudirman Sulaiman. Jalan poros ini melewati beberapa kecamatan, diantaranya Tikala, Kapala Pitu, Rindingallo, dan Kecamatan Baruppu’.
Pasca insiden yang menyebabkan 7 korban jiwa tersebut, netizen dan masyarakat Toraja menyoroti kondisi dan keamanan jalan, terutama di sekitar lokasi kecelakaan.
Kondisi terkini, di lokasi kecelakaan itu terdapat sebuah batu besar yang berada di sisi kanan jalan. Keberadaan batu yang mengambil sebagian badan jalan itu diduga menjadi salah satu penyebab kecelakaan lalu lintas. Batu besar itu ada di badan jalan saat terjadi tanah longsor pada Rabu, 15 Maret 2023.
BERITA TERKAIT: Ada Dua Batu Besar, Evakuasi Material Longsor di Sereale Butuh Waktu 3-4 Hari
Material longsor kala itu sudah dibersihkan dan dievakuasi oleh Dinas Bina Marga Provinsi Sulawesi Selatan menggunakan alat berat. Namun masih ada satu batu yang belum dievakuasi.
Selain keberadaan batu besar itu, tidak adanya pengaman jalan (guardrail) di lokasi kecelakaan juga menjadi sorotan warga. Padahal lokasi ini cukup berbahaya; penurunan disertai tikungan tajam. Bagian bawahnya langsung jurang.
“Meski kita belum mendapat keterangan dari pihak kepolisian terkait penyebab kecelakaan, namun setidaknya kondisi riil di lapangan ini harus menjadi perhatian pemerintah, baik provinsi maupun pemerintah daerah,” tegas Roy Rantepadang, pengamat masalah sosial, Minggu, 13 Juli 2025.
Dia menyarankan agar Pemkab Toraja Utara segera melakukan koordinasi dengan pemerintah Provinsi Sulsel dalam hal ini Dinas Bina Marga untuk mengevakuasi batu besar di lokasi, juga memasang guardrail.
“Jangan saling tunggu dan saling menyalahkan. Lakukan koordinasi segera sehingga tidak terjadi lagi insiden-insiden berikutnya,” Roy mengingatkan.
Roy juga meminta Pemda dan Kepolisian untuk mengatur penggunaan kendaraan bak terbuka, khususnya truk. Karena dari sisi keamanan maupun aturan, truk bak terbuka tidak dibolehkan untuk mengangkut penumpang. (*)
- Penulis: Desianti
- Editor: Arthur
Saat ini belum ada komentar