palevioletred-llama-408678.hostingersite.com, RANTEPAO — Yulius, seorang pedagang babi di Pasar Bolu mengklarifikasi isu yang beredar di media sosial terkait pengangkutan 25 ekor babi yang sakit dari luar daerah ke Pasar Bolu, Toraja Utara, pada Kamis, 20 April 2023 malam.

Dia menyatakan bahwa dirinya memang memuat 25 ekor babi dari Luwuk Banggai ke Toraja Utara pada Kamis, 20 April 2023 malam. Sesampainya di Rantepao, mobil yang dibawa Yulius ditahan oleh Satpol PP Toraja Utara. Namun, dari 25 ekor babi yang dia muat, hanya satu yang mati karena kelelahan. Dan 25 ekor babi tersebut sudah diperiksa oleh dokter hewan.

“Benar, saya mengangkut babi kemarin, tapi yang mati itu cuma 1 ekor, tidak semua, yang lain sehat-sehat saja,” terang Yulius kepada Sekretaris Daerah Toraja Utara, Salvius Pasang dan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Toraja Utara, Lukas Pasarai Datubari, yang melakukan inspeksi mendadak di Pasar Hewan Bolu, Kecamatan Tallunglipu, Jumat, 21 April 2023.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Toraja Utara, Lukas Pasarai Datubari, menjelaskan bahwa pihaknya juga sudah melakukan konfirmasi kepada pedagang, yang diisukan menderita kerugian akibat 17 ekor babi miliknya mati mendadak.

Lukas menyebut, 17 ekor babi milik pedagang tersebut mati pada bulan Maret lalu. Namun baru hari ini dilaporkan. Karena pelaporannya lambat, sehingga babi yang mati itu belum bisa dipastikan penyebabnya; apakah karena virus African Swine Fever (ASF) atau karena penyebab lain.


“Untuk kami menghimbau kepada seluruh masyarakat, khususnya para peternak dan pedagang babi agar segera melaporkan ke Kantor Dinas Pertanian dan Peternakan Toraja Utara di Pasar Bolu apabila melihat babinya ada gejala sakit, sehingga kami bisa langsung menunjau dan dapat segera diantisipasi. Jangan babinya sudah mati, baru datang melapor,”tutur Lukas.
Dia juga menegaskan bahwa pihaknya sudah memeriksa seluruh kandang babi yang berada di Pasar Bolu dan tidak ada ditemukan babi yang memiliki ciri-ciri virus virus African Swine Fever (ASF).
Sekretaris Daerah Toraja Utara, Salvius Pasang menyatakan bahwa sidak yang dilakukan ini bertujuan untuk memastikan situasi penyebaran Penyakit ASF yang sangat mematikan untuk ternak babi, bukan untuk menghentikan perdagangan babi.

Salvius juga mengharapkan semua pihak bekerja sama, terutama para pedagang untuk segera melaporkan apabila ada kasus kematian babi yang tiba-tiba dan tidak diketahui penyebabnya.
“Supaya Pemda Toraja Utara melalui Dinas Pertanian dan Peternakan bisa mengambil tindakan penanganan dan kebijakan yang tepat,” katanya. (*)
Penulis: Desianti/Ams/Rls
Editor: Arthur



Komentar