palevioletred-llama-408678.hostingersite.com, MAKASSAR — Selain mencatat sejarah yakni mengukuhkan 5 Guru Besar sekaligus, Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKIP) Makassar, juga melahirkan seorang Guru Besar termuda di lingkup LLDikti Wilayah IX Sultan Batara. Ya, Guru Besar termuda itu ada pada Prof. Apriana Toding, ST., M.EngSc., Ph.D.

Apriani Toding merupakan salah satu dari lima Guru Besar UKIP Makassar yang dikukuhkan pada Sabtu, 12 Februari 2022. Empat Guru Besar lainnya, yakni Prof. Dr. Agus Salim, SH, MH pada Bidang Ilmu Hukum, Prof. Dr. Ir. Melly Lukman, MS (Guru Besar Bidang Ilmu Teknik Sipil). Prof. Dr. Petrus Peleng Roreng, SE, M.Si (Guru Besar Bidang Ilmu Akuntansi), dan Prof. Dr. Yoel Pasae, ST, MT (Guru Besar Bidang Ilmu Teknik Kimia).

BACA: Kukuhkan 5 Guru Besar Sekaligus, UKI Paulus Makassar Catat Sejarah
Predikat Guru Besar Termuda di lingkup LLDikti Wilayah IX sebenarnya sudah diperoleh Srikandi Toraja ini pada pertengahan Oktober 2021, tepat pada momen Malam Apresiasi Kinerja Perguruan Tinggi Swasta (PTS) LLDIKTI Wilayah IX Sultanbatara 2021”. (BACA: Srikandi Toraja Ini Dianugerahi Predikat Profesor Termuda LLDikti Wilayah IX), namun baru dikukuhkan pada 12 Februari 2022.

LLDikti Wilayah IX Sultan Batara mencakup Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo.


Prof. Apriana Toding, ST., M.EngSc., Ph.D meraih jabatan fungsional akademik Guru Besar pada usia yang masih relatif muda, 43 tahun. Guru Besar Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKI Paulus) Makassar ini menerima SK Jabatan Fungsional Guru Besar (GB/Professor) pada 27 Oktober 2020 yang diserahkan langsung oleh Kepala LLDikti IX Prof. Dr. Jasruddin, M.Si di Auditorium Ridwan Saleh Mattayang, Kantor LLDikti IX Makassar.
Prof. Apriana Toding, ST., M.EngSc., Ph.D adalah putri dari Thomas Toding dan Agustina Limbong asal Sereale Tammuan Limbong – Torea – Ponglu, Toraja Utara itu, juga memiliki segudang prestasi akademik, baik tingkat nasional maupun internasional.
Usai dikukuhkan menjadi Guru Besar UKI Paulus Makassar, 12 Februari 2022 yang lalu, ibu dua anak ini menyampaikan orasi ilmiah berjudul: “Penerapan Akses Teknologi MIMO Relay Dalam Mendukung Kemajuan Wilayah Pedesaan Pada Sektor Pendidikan, Kesehatan dan Ekonomi”.


Dia menyebut, landasan pikiran dalam judul ini adalah (1) Terjadinya kesenjangan mutu pendidikan dalam proses pembelajaran pada kondisi pandemi Covid-19 wilayah pedesaan, (2) Terjadinya pemutusan informasi pelayanan yang real time dari pusat ke wilayah pedesaan sehingga terjadi infodemik dan slow respon dalam system pencatatan 3T (testing, tracing dan treatment) dalam kondisi pandemic Covid-19, (3) Terjadinya disrupsi ekonomi pada wilayah pedesaan akibat pandemi Covid-19.
Menurutnya, Covid-19 saat ini telah berdampak bagi seluruh masyarakat dan berbagi sektor khususnya sektor pendidikan, kesehatan dan ekonomi di Indonesia. UNESCO melaporkan hampir 300 juta siswa di dunia terganggu kegiatan sekolahnya dan mengancam hak-hak pendidikan mereka di masa depan. Kementerian Kesehatan Indonesia menyampaikan bahwa sistem kesehatan saat ini harus menjaga keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan penanganan pandemi dan pemenuhan pelayanan kesehatan esensial karena hal ini akan mengancam pelayanan kesehatan rutin dasar yang ada di masyarakat. Pandemi Covid-19 juga mempengaruhi perekonomian secara luar biasa, sehingga Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa seluruh dunia menghadapi penurunan ekonomi dan menyebabkan kontraksi yang sangat dalam yakni 3,2% dari sisi pertumbuhan ekonomi karena hampir semua negara melakukan pembatasan mobilitas secara ketat.
“Oleh sebab itu, untuk mengurangi kesenjagan mutu Pendidikan, meningkatkan ketepatan informasi pelayanan Kesehatan dan peningkatan pendapatan masyarakat di wilayah pedesaan diperlukan implementasi akses teknologi di wilayah pedesaan yang efektif dan efisien,” katanya.
Menurut Apriana, model akses teknologi MIMO Relay merupakan salah satu solusi pada sektor pendidikan, kesehatan, dan ekonomi yang dapat diimplementasikan. Sehingga dalam kesimpulan orasi ilmiahnya, terjabar bahwa:
- Akan mengurangi kesenjangan mutu dan memberikan pemerataan pelayanan dan keadilan di dunia Pendidikan. Dalam hal ini dengan adanya akses teknologi di wilayah pedesaan para guru dapat meningkatkan kompetansi dan siswa pada meningkatkan kreatifitasnya dalam proses belajar merdeka belajar sehingga dapat memajukan wilayah pedesaan;
- Akan memberikan pelayanan yang optimal standar pelayanan minimal dan quiet respon terhadap instruksi dari pusat ke wilayah pedesaan dalam penyebaran informasi akurat di masyarakat serta penguatan system pencatatan testing, tracing dan treatment dalam system informasi yang dapat diakses oleh masyarakat secara luas.
- Peluang meningkatkan pendapatan masyarakat lewat pengelolaan objek wisata melalui pendampingan soft skill penggunaak akses teknologi dan system digitalisasi dengan kebijakan pemerintah yang berpihak pada UMKM masyarakat di wilayah pedesaan.
Saat ini, Prof. Apriana Toding, ST., M.EngSc., Ph.D adalah Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UKI Paulus Makassar.

Dia lahir di Sumbawa, NTB, 3 April 1977. Menyelesaikan Strata 1 di UKI Paulus Makassar tahun 2000, kemudian menyelesaikan S2 dan S3 di Curtin University Perth Australia Barat 2005 dan 2014. (*)
Penulis/Editor: Arthur



Komentar