Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Komunitas » Renungan Paskah 2021: Dia Bangkit Mulia Merawat Kehidupan

Renungan Paskah 2021: Dia Bangkit Mulia Merawat Kehidupan

  • account_circle Redaksi
  • calendar_month Jum, 2 Apr 2021

“Amen, amen, dico vobis, nisi granum frumenti cadens in terram mortuum fuerit, ispum solum manet; si autem mortuum fuerit, multum fructum adfert” (Secundum Ioannem 12,24).

Penginjil Yohanes menulis sebuah nukilan yang sangat inspiratif tersebut pada tahun 100 Masehi. Gema nukilan itu tetap relevan saat ini untuk direnungkan, khususnya memaknai rangkaian Perayaan Paskah: sengsara, wafat dan kebangkitan mulia Yesus Kristus. Kata-kata itu demikian mengesankan dan mengandung sejuta makna terdalam, “Jikalau satu biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah” (Yoh. 12:24). Gandum (Triticum spp.) adalah makanan pokok manusia yang tergolong makanan serealia dari suku padi-padian yang kaya akan karbohidrat. Di Toraja kita tidak terlalu familiar dengan gandum tetapi padi (Orizy sativa L.) adalah bahan makanan pokok yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita. Bagi masyarakat Toraja, padi (Toraja: pare) memiliki peran khusus dalam kehidupan. Tidak hanya sebagai bahan makanan pokok tetapi memiliki nilai spiritual akan makna kehidupan ini.

Manusia dan padi dalam khazanah budaya Toraja adalah dua entitas yang terkait erat. “Passomba Tedong” (litani penyucian kerbau) mengisahkan dengan indah relasi erat antara leluhur manusia, Datu Laukku’, dan leluhur padi, Takke Buku. Mereka bersaudara yang diungkapkan dalam kata “sangserekan” atau “sangpa’duanan” (satu bagian utuh yang terpisah atau terbagi dua). Relasi erat itu oleh “Passomba Tedong” diungkapkan demikian:

“Manda’mi lan baka disura’ nene’na pare Takkebuku,
bintin mi lan tumballan dianggilo to dolo kapuanganna ke’te’ tallu etengna.
Ma’kadami Takkebuku kumua:
Mapussangmo’ lan baka disura’,
makammu’mo’ lan tumballan dianggilo.
Ma’kadami Puang Matua kumua:
kusanga melomo inanmu lan baka disura’,
maballomo esunganmu lan tumballan dianggilo.
Apa ma’kada Takkebuku kumua:
tae’ nala lobo’ garanganku lan tumballan dianggilo.
Ma’kada Puang Matua kumua:
Na umbamo la munii mentamben nakita inaanmu?
Nakua: La mentambenmo rokko randanna limbong, kusitaranak lombo masakka’,
la umpakulea’mo’ pa’sullean allo rokko tetukna minanga, angku sisaladan tana madarinding.
Angku tang tipodo’ lolo,
angku tang sumpu uaka’.
Anna sumarre lobo’ku,
ma’kanda-kanda daunku.
Anna boka’ mainnakkina’ Pong Pirik-pirik dio mai tangkena gaun,
anna balubu tang sore-soreanna’ Landolentek dio mai kurapakna tangke salebu’.
Apa iamo susu mammi’ku,
iamo panoran kasalleku.
Angku dendek membua rara’ makamban marapuan,
angku langgan menta’bi bulaan masirri manapa’.
Anna popakkanna’ tangkean suru’ dio sangserekanku Datu Laukku’,
naposumallangna’ tetangan lindo sara’ka’ dio sangpa’duananku.
Anna popamuntu marendengna’ sangserekanku Datu Laukku’,
anna pobajak sae lakona’ sangpa’duananku.

(H. van der Veen, The Merok Feast of the Sa’dan Toraja, S-Gravenhage-Martinus Nijhoff, 1965, hlm. 98-100, kuplet 491-503).

Dengan indah, kisah ini mengungkapkan sebuah makna spiritual akan pengorbanan total dari leluhur padi (Takkebuku) untuk kehidupan manusia (Datu Laukku’). Dia meninggalkan tempat yang nyaman dalam “Bakabua” (tempat menyimpan harta benda) dan mau jatuh turun ke dalam lumpur tanah. Di sana dia akan mati, tetapi justru dari kematian itu, tumbuh tunas-tunas baru yang akan berbuah berkelimpahan yang akan menjadi sumber kehidupan bagi manusia. Demikian juga dalam karya penebusan Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang ada di surga mulia tetapi rela datang ke dalam dunia melalui peristiwa inkarnasi mengambil rupa sama seperti manusia. Dia memberikan segala-galanya untuk manusia termasuk hidup-Nya sendiri melalui sengsara dan wafat di atas kayu salib. Tetapi setelah tiga hari, Dia bangkit mulia membawa keselamatan kekal kepada seluruh umat manusia. Nabi Yesaya menubuatkannya demikian, “Siapa kiranya akan percaya berita yang kami dengar. Kepada siapakah kuasa Allah itu diperlihatkan? Laksana sebatang tunas, hamba itu tumbuh di hadapan Allah, bagaikan akar di tanah gersang muncul. Ia tidak tampan dan elok, dan kita tidak tertarik memandangnya; keindahan tidak ada padanya, sehingga kita tidak suka kepadanya. Ia dihina dan diabaikan orang; manusia penuh sengsara, yang tahu apa artinya menderita. Orang membuang muka seakan-akan ia penderita kusta. Demikian ia dihina orang, sehingga tidak terpandang. Namun derita kitalah yang ditanggungNya, sengsara kitalah yang dipikul-Nya, sedangkan kita menganggap dia sebagai penderita kusta yang dipukul dan disiksa Allah. Ia ditikam karena kedurhakaan kita dan dihancurkan karena kejahatan kita. Siksaan yang menimpa dia membawa perdamaian bagi kita, dan kita sembuh berkat bilur-bilurnya” (Yes. 531-5).

Pengorbanan yang membawa harapan, kekuatan dan rahmat keselamatan merupakan inti dari karya penebusan Yesus Kristus. Makna penebusan itu merupakan puncak dari misi Yesus Kristus yang membawa ajaran cinta kasih. Ajaran cinta kasih-Nya memanggil kita semua untuk melayani satu akan yang lain secara tulus dan total. Yesus pun mewujudkan-Nya melalui sabda, karya dan hidup-Nya. Dia memanggil murid-murid-Nya untuk meneladan semangat cinta kasih dan pelayanan yang tulus melalui ritual pembasuhan kaki. Kendatipun Dia mengalami peristiwa sengsara dan wafat tetapi Dia bangkit mulia dari kematian menghalaukan kegelapan maut. Kebangkitan-Nya menjadi mahkota kehidupan bagi seluruh umat manusia untuk mendapatkan keselamatan kekal. Dia sendiri menegaskan akan hal itu, “Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya bagi sahabat-sahabatnya” (Yoh. 15:3). Oleh karena itu, sebagai umat beriman, kita dipanggil mewujudnyatakan makna kebangkitan Kristus yang mulia itu dengan merawat kehidupan ini sendiri dan menjaga kelestarian alam ciptaan-Nya. Kesempatan merayakan Paskah merupakan kesempatan baik bagi kita merenungkan makna terdalam dari kehidupan ini. Berbagai macam bencana dan pandemi yang kita alami merupakan “alarm” bagi kita untuk mawas diri dan serius merefleksikan semua peristiwa hidup ini. Toto TIS Suparto, penulis filsafat moral, mengungkapkan demikian, “Pandemi ini sepenuhnya akibat dari perbuatan ceroboh manusia terhadap alam. Bisa jadi kita tak mengasihi Tuhan karena kita mengeksploitasi alam ciptaan-Nya secara berlebih” (“Cinta Tuhan Saat Pandemi”, Harian Kompas, 2 April 2021). Bercermin dari peristiwa alam dan berani mengkontemplasikannya dalam terang iman mengantar kita pada seruan Paus Fransiskus dalam ensiklik “Laudato Sì” yang mengajak kita mencintai alam. Paus Fransiskus mengikuti spirit Santo Fransiskus Assisi akan cintanya kepada semua mahkluk dan alam semesta ini. “Santo Fransiskus Assisi membantu kita melihat bahwa ekologi integral membutuhkan keterbukaan terhadap kategori-kategori yang melampaui bahasa matematika dan biologi, dan membawa kita kepada hakekat manusia. Sama seperti yang terjadi ketika jatuh cinta kepada seseorang, setiap kali Fransiskus menatap matahari, bulan, atau bahkan binatang terkecil, ia mulai bernyanyi, sambil mengikutsertakan semua mahkluk lain dalam pujiannya. Dia berkomunikasi dengan semua ciptaan, bahkan berkotbah kepada bunga-bunga, mengajak mereka ‘untuk memuji Tuhan, seolah-oleh mereka pun dikaruniai akal budi.’ Tanggapannya terhadap dunia di sekelilingnya jauh melebihi apresiasi intelektual atau perhitungan ekonomi, karena baginya setiap mahkluk adalah seorang saudari yang bersatu dengannya oleh ikatan kasih sayang. Itulah sebabnya ia merasa terpanggil untuk melindungi semua yang ada” (“Laudato Sì”, 2015 art. 11). Dalam konteks kita di Toraja, seruan “Laudato Sì” ini tetap relevan sepanjang masa untuk direnungkan. Sebagaimana padi berkorban supaya kita manusia tetap hidup dengan baik, demikian pun kita manusia dipanggil untuk merawat alam ciptaan Tuhan dengan sebaik mungkin sebagai warisan indah kepada generasi-generasi selanjutnya. Maka mari kita merayakan Perayaan Paskah Kristus ini seraya mengktualisasikan maknanya dalam realita hidup kita sehari-hari, khususnya dalam panggilan merawat bumi ini. Semoga terang kebangkitan Kristus yang mulia menyinari langkah kehidupan kita semua.

Selamat Hari Raya Paskah 2021!
Aidan PS.Rohaniwan, Formator Seminari Tahun Orientasi Rohani, Keuskupan Agung Makassar.

  • Penulis: Redaksi

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Menanamkan Iman Sejak Dini, Menyongsong Pemekaran Paroki Bittuang

    Menanamkan Iman Sejak Dini, Menyongsong Pemekaran Paroki Bittuang

    • account_circle Citizen Reporter: Daniel K.L
    • 0Komentar

    palevioletred-llama-408678.hostingersite.com, BITTUANG — Sukacita Paskah masih terasa hangat di tengah umat, khususnya dalam Perayaan Paskah Anak SEKAMI (Serikat Kepausan Anak dan Remaja Misioner) Wilayah Utara Paroki Rembon. Kegiatan ini sekaligus menjadi bagian dari rangkaian persiapan pemekaran Paroki Bittuang. Ratusan anak dan remaja dari tujuh stasi yang tersebar di Kecamatan Bittuang dan Kecamatan Masanda turut ambil […]

  • Polres Tana Toraja Selidiki Penyebab Kelangkaan dan Mahalnya Harga Elpiji 3 Kg

    Polres Tana Toraja Selidiki Penyebab Kelangkaan dan Mahalnya Harga Elpiji 3 Kg

    • account_circle Admin Kareba
    • 0Komentar

    palevioletred-llama-408678.hostingersite.com, MAKALE — Merespon keluhan masyarakat terkait kelangkaan dan mahalnya harga gas elpiji 3 kilogram, Kepolisian Resor Tana Toraja melakukan penyelidikan. Penyelidikan dilakukan terkait penyebab kelangkaan tersebut. Kapolres Tana Toraja, AKBP Malpa Malacoppo, melalui Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Tana Toraja, AKP S. Ahmad, menegaskan saat ini pihaknya tengah melakukan penyelidikan terkait kelangkaan yang […]

  • Segini Jumlah Pemilih Tetap Pemilu 2024 di Tana Toraja dan Toraja Utara

    Segini Jumlah Pemilih Tetap Pemilu 2024 di Tana Toraja dan Toraja Utara

    • account_circle Admin Kareba
    • 0Komentar

    palevioletred-llama-408678.hostingersite.com, MAKALE — Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara menggelar Rapat Pleno Terbuka dalam rangka rekapitulasi dan penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024. Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi DPT digelar KPU Tana Toraja di Aula Hotel Pantan Makale. Sedangan KPU Toraja Utara di Aula Hotal Misliana Rantepao […]

  • Pemilihan Kepala Lembang di Tana Toraja Dijaga Puluhan Personil Brimob

    Pemilihan Kepala Lembang di Tana Toraja Dijaga Puluhan Personil Brimob

    • account_circle Redaksi
    • 0Komentar

    palevioletred-llama-408678.hostingersite.com, MAKALE — Sebanyak 60 personil Brigade Mobile (Brimob) dari Detasemen C Polda Sulsel ditambah 238 personil Polres Tana Toraja diterjunkan untuk melakukan pengamanan Pemilihan Kepala Lembang (Pilkalem) yang digelar serentak pada 48 Lembang di Tana Toraja. Pemungutan suaran Pilkalem serentak 48 Lembang di Kabupaten Tana Toraja ini akan berlangsung Senin, 1 November 2021. Ratusan […]

  • Terlilit Utang, Warga Makale Ini Nekad Mencuri Perhiasan dan Uang Milik Keluarganya

    Terlilit Utang, Warga Makale Ini Nekad Mencuri Perhiasan dan Uang Milik Keluarganya

    • account_circle Admin Kareba
    • 0Komentar

    palevioletred-llama-408678.hostingersite.com, MAKALE — Dengan alasan terlilit utang, YP (48), warga Kelurahan Ariang, Kecamatan Makale, Tana Toraja nekad mencuri perhiasan dan uang milik keluarganya sendiri. Peristiwa itu terjadi di Lingkungan Guririk, Kelurahan Ariang, Kecamatan Makale, Rabu, 13 Desember 2023. Saat itu, korban yang juga masih keluarga pelaku, hendak masuk ke dalam kamar. Tiba-tiba, pelaku YP, muncul […]

  • Januari – 18 Juni, 108 Kasus, 2 Orang Meninggal karena Demam Berdarah di Toraja Utara

    Januari – 18 Juni, 108 Kasus, 2 Orang Meninggal karena Demam Berdarah di Toraja Utara

    • account_circle Redaksi
    • 0Komentar

    palevioletred-llama-408678.hostingersite.com, RANTEPAO — Rantepao merupakan Kecamatan dengan jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terbanyak dari semua kecamatan yang ada di Kabupaten Toraja Utara. Hingga pertengahan Juni 2022, jumlah kasus DBD yang tecatat di wilayah kerja Puskesmas Rantepao sebanyak 56 kasus. Dari jumlah itu, satu pasien diantaranya, meninggal dunia. Sedangkan total kasus DBD se-Kabupaten Toraja Utara, […]

expand_less